Kamis, 20 Januari 2011
Kampus Dinar Dirham
Alat penukar barang yang dikenal dengan "uang" adalah tak asing bagi kita. setiap hari selalu bersentuhan dengan uang, sehingga uang menjadi kebutuhan pokok melebihi nasi, sagu, dan lainnya.
Uang memang bukan di makan tapi tanpa uang tidak ada makanan yang bisa dikonsumsi. sehingga istilah "gratis" tidak dikenal didunia kapitalis.
uang yang kita gunakan sekarang ini adalah uang logam dan kertas. di Indonesia bahan yang di gunakan untuk mencetak uang sangat buruk sekali sehingga cepat sekali lusuh atau tak bebentuk, begitupun logam yang digunakan sangat tidak sesuai dengan nominal yang tertulis di atasnya. bisa dibandingkan bila uang kertas dengan nominal Rp. 100.000 (seratus ribu) dengan kertas yang sama kita jual dengan berat dan ukuran yang sama tanpa nominal tercetak di atasnya tidaklah mendapatkah harga yang sama, begitupun logam yang di gunakan untuk membuat uang logam, bila logam dengan berat yang sama kita jual tidaklah mendapatkan uang seharga uang logam kita miliki. hal ini menunjukkan bahwa uang tersebut bukan barang tapi hanya selembar kertas dan sebuah koin yang tidak ada harganya bila tidak laku lagi atau masa berlakunya uang tersebut habis.
Akan tetapi berbeda dengan Dinar dan dirham yang berbahan baku emas murni dan dirham yang dibuat dari perak. Sampai kapanpun akan tetap berlaku, karena dinar dan dirham harganya akan mengikuti perubagan harga emas dan perak dunia. sebagai contoh harga 1 dinar pada tanggal 3 Januari 2011 kursnya sebesar Rp. 1.710.000,- sementara pada tanggal 15 Januari 2011 kursnya sudah berubah bahkan naik menjadi Rp. 1.735.000,- perubahan harga emas yang cendrung naik akan terus mempengaruhi kurs dinar, sementara dinar yang memiliki bobot 4,250 grm dan dirham 2,975 grm bila kita jual dalam bentuk barang harganyapun tidak akan berubah jauh dari nominal yang tertera di atas uang logam tersebut.
Al-Kahfi Hidayatullah Surakarta sebagai Kampus peradaban ISlam mencoba menerapkan perekonmianya dengan standar dinar dan dirham, hal ini sudah dilakukan dalam pembayaran uang pengembangan dengan menggunakan dinar dan dirham pada unit-unit pendidikanya seperti di SDIT Luqman al-Hakim uang pengembangannya sebesar 2 dinar, TK Integral Yaa Bunayya sebesar 1 dinar sementara untuk KB Integral Yaa Bunayya sebesar 5 dirham dan MTs-MA Al-Kahfi sebesar 10 dirham. sebagai wakala dari alat tukar ini adalah BMT AMAAL yang berada di depan Kampus Peradaban Al-Kahfi Hidayatullah tepat di pinggir selatan Jln. Lingkar Utara Km.5 Mojosongo, Jebres, Surakarta.
Sosialisai dinar dan dirham sudah dilakukan di depan asatidz dan anggota KOPPONTREN Amanah milik Pesantren Hidayatullah Solo. Dalam sosialisasi ini dijelaskan bagaimana pentingnya perubahan ini dan betapa menyesalnya bila calon wali menunda pembayaranya karena kursnya selalu merangkak naik. Insya Allah sosialisasi dinar dan dirham akan digelar acara open house Yayasan Al-Kahfi Hidayatullah. (waktu pelaksanaan menyusul)
Label:
Alat tukar.,
Dinar,
Dirham,
Peradaban Islam,
uang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Semoga istiqomah... Maju terus!!!!
BalasHapus